Pages

Ads 468x60px

Thursday, August 16, 2012

Kenapa Ada Orang yang Baik-Baik saja Menghadapi Stress ?

Perbedaannya terletak pada cara orang mempersepsi suatu peristiwa, apakah itu negatif atau positif. Dan hal ini dipengaruhi oleh bagaimana kita menilai kemampuan kita sendiri dalam mengatasinya dan bagaimana kita berpikir tentang karakteristik spesifik dari stressor itu sendiri (misalnya, seberapa intens ia menciptakan tuntutan, berapa lama berlangsung, dll). Jadi bukan peristiwanya semata, tapi juga cara kita berfikir mengenai peristiwa itu.

Ketika menganalisa kemampuan, kita mengevaluasi sumber daya yang ada (misalnya, seberapa sehat kita, berapa banyak energi yang kita miliki, apakah keluarga dan teman dapat membantu, kemampuan kita untuk bangkit, dan berapa banyak uang atau peralatan yang kami miliki), dan kemungkinan yang kita miliki untuk mengendalikan situasi kita. Jika kita percaya bahwa kita kekurangan sumber daya untuk mengatasi situasi, kita akan melihatnya sebagai stres negatif.   Sebaliknya, jika kita percaya bahwa kita memiliki sumber daya, stressor tidak akan menenggelamkan kita dan sebagai gantinya mungkin dianggap sebagai eustress, stress yang positif.   Sebagai contoh, seorang gadis remaja dengan dukungan sosial dan keuangan yang terbatas mungkin melihat menjadi hamil sebagai stres negatif, sementara seorang wanita setengah baya dengan dukungan finansial dan sosial yang memadai mungkin melihat kehamilan sebagai saat yang menyenangkan dan penuh harapan.

Pikiran Anda menentukan suasana hati dan selalu mungkin untuk mengevaluasi kembali dan mengubah pikiran Anda. Dengan mengubah pikiran,  Anda dapat menemukan cara untuk melihat situasi dalam cahaya yang lebih positif, Anda dapat mengubah suasana hati Anda dari negatif ke positif.   Wawasan ini telah dimasukkan ke dalam suatu teknik terapi yang disebut therapy kognitif, yang dapat Anda baca pada artikel selanjutnya.
Contohnya sbb :
Ada dua orang terjebak kemacetan. Salah satu pengemudi mulai berpikir bahwa lalu lintas lambat bukan akhir dari dunia.   Dia juga menyadari bahwa tidak ada gunanya "panik" karena itu tidak akan membuat mobil bergerak lebih cepat.   Sebaliknya, dia menggunakan waktu tambahan untuk menarik keluar ponselnya dan chatting dengan kakaknya dan kemudian untuk mendengarkan radio.   Dia dengan tenang menunggu sampai lalu lintas mulai bergerak lagi dan melanjutkan  perjalanan.  
Pengemudi lain bereaksi sangat berbeda terhadap lalu lintas lambat. Dia memukul setir, dan duduk tegang, berpikir bahwa kemacetan lalu lintas benar-benar mengerikan dan telah merusak harinya.   Dia menjadi semakin gelisah karena kemacetan terus berlanjut.  

Dalam contoh ini, stressor yang sama (kemacetan) menghasilkan dua hasil yang sama sekali berbeda. Pengemudi pertama tidak merasakan stress, sementara pengemudi kedua mengalami stres negatif . Andaikata pengemudi kedua mau mengubah pola pikirnya bahwa kemacetan bisa menjadi saat-saat dimana ia bisa menikmati hal yang lain di kendaraan, ia pasti tidak akan stress. Perhatikan, stressor nya tetap sama, kemacetan. Tapi pola pikir kita akan menentukan apakah stressor itu akan membuat kita stress atau tidak.

Hal lain yang menentukan apakah suatu peristiwa akan dipersepsi sebagai situasi stress atau tidak adalah self- self-efficacy menggambarkan keyakinan tentang kemampuan Anda menangani situasi stres. Memiliki tingkat self-efficacy yang tinggi akan  mengurangi potensi orang untuk mengalami perasaan stres negatif dengan meningkatkan rasa mampu mengontrol situasi yang dihadapi. Persepsi berada dalam kontrol (bukan dikontrol atau berada di luar kendali) adalah penyangga penting dari stres negatif. Ketika orang merasa bahwa mereka tidak bisa mengontrol, mereka mulai merasa stres.

Ketika terjadi suatu kejadian (misalnya, melewati ujian, ikut perlombaan) dianggap sebagai sesuatu yang dapat ditangani karena Anda mengharapkan Anda akan melakukan dengan baik,  berdasarkan persiapan atau pengalaman masa lalu (misalnya, karena anda telah belajar ujian atau telah dilatih untuk lomba ), Anda akan melihat permintaan sebagai tantangan dan sebagai pengalaman menyenangkan.

No comments:

Post a Comment